August 16, 2015

Buat Apa Sekolah? (5)



Sekarang, pikirkan lagi apa tujuan kamu sekolah?
Sebagian besar dari kamu menjawab untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi terbaik.
Lalu apa setelah itu?
Sebagian besar dari kamu memutuskan untuk bekerja, untuk mendapatkan uang. Tapi bagaimana jika kamu bisa mendapatkan uang banyak tanpa menunggu waktu yang lama?
Sekolah merupakan pasar potensial buat kamu mendapatkan penghasilan yang banyak. Dan bukan cuma itu, kamu bisa membentuk jaringanmu sendiri dan belajar menjadi seorang pengusaha. Jangan bayangkan berdagang di sekolah itu seperti yang dilakukan kaki lima. Di sekolahmu sendiri, kamu-lah penguasa pasar, dimana kamu bisa bersenang-senang sekaligus mendapatkan penghasilan.
Saya tidak perlu menyebutkan produk apa yang harus kamu jual atau tentang bagaimana caranya. Kamu yang berpikir, kamu yang bertindak.



August 14, 2015

Hal penting yang tidak diajarkan di sekolah (3)


Bagaimana Berbuat salah

Teman saya yang pernah bekerja di salah satu perusahaan farmasi no. 1 di dunia menceritakan bahwa dia dituntut harus berbuat salah oleh Country Manager-nya. Karena dengan berbuat salah kita akan belajar dari kesalahan kita dan tidak mengulanginya lagi. Berani berbuat salah juga akan mengurangi risiko kerugian di masa depan.
Berani berbuat salah bukan berarti sengaja melakukan kesalahan hingga merugikan diri sendiri dan orang lain atau melanggar norma-norma yang berlaku, tetapi berani mengambil risiko atau bertindak, tidak diam, dan selalu mencoba hal-hal baru.
Lihatlah apa yang biasanya terjadi ketika kita berbuat salah di dalam kelas, misalnya seorang siswa yang tidak bisa mengerjakan soal di papan tulis. Guru akan memarahinya karena dia tidak memerhatikan, lalu teman-teman yang lain akan menganggapnya bodoh.
Sejujurnya penulis pernah mengalami masa-masa itu. Sewaktu di SD saya pernah tidak bisa menghitung luas segitiga di papan tulis. Yang saya ingat hari itu guru marah kepada saya dan sepertinya saya dianggap nakal dan bodoh. Ya, kejadian hari itu masih saya ingat sampai hari ini.
Ada kalanya seorang siswa tidak memerhatikan guru karena berbagai alasan, tapi tidak dibenarkan bagi guru untuk memarahinya, apalagi jika teman-temannya sampai menertawakannya. Hal itu akan membekas pada dirinya dan sering kali dia merasa rendah diri.
Sekolah, hingga saat ini, masih menjadi tempat pembenaran; semua siswa harus selalu benar, sementara berbuat salah merupakan hal yang tabu. Siswa akan ditertawakan atau dimarahi ketika tidak hapal pelajaran sejarah. Siswa akan dimarahi jika tidak mengerjakan PR atau mengumpulkan tugas. Jika demikian, maka siswa akan takut berbuat salah dan tidak berani mencoba hal-hal baru.
Padahal, banyak orang sukses yang mengatakan bahwa tanpa kesalahan mereka tidak akan menjadi seperti sekarang ini. Berikut alasan mengapa kita seharusnya bangga berbuat salah.
1. Kita akan belajar dari kesalahan.
Kita bisa mendapat ilmu dari berbagai kesalahan yang kita buat. Kita bisa tahu cara kerja sesuatu setelah melalui kesalahan. Tanpa kesalahan, kita akan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan pelajaran berharga.
“Satu-satunya kesalahan yang sesungguhnya adalah kita tidak belajar darinya.”
—John Powell
2. Kesalahan memicu kreatifitas.
Ketika kita salah atau gagal mengerjakan sesuatu, kita akan mencari solusi baru yang bisa membawa kita berpikir di luar kebiasaan kita (outside the box). Tanpa kesalahan, kita akan kehilangan kesempatan mengeluarkan sisi kreatif dalam diri kita.
“Seseorang yang tidak berbuat kesalahan biasanya tidak pernah berbuat apa-apa.”
—William Connor Magee
3. Kesalahan membantu kita belajar untuk lebih ulet
Kita harus paham bahwa penderitaan diperlukan untuk menghadapi tantangan hidup. Tapi tanpa berbuat salah, kita akan selalu berada di zona nyaman, yang akan membawa kita mudah menyerah jika usaha atau rencana kita tidak berjalan sesuai dengan keinginan kita.
4. Kesalahan mengajarkan kita tentang kemanusiaan
Kesalahan mengajarkan kita betapa pentingnya rendah hati. Kita hanyalah manusia biasa dan kesalahan merupakan sesuatu yang biasa terjadi. Kita juga belajar bahwa kerendahan hati-lah yang membuat diri kita keren.
“Ketika kita membuat kesalahan, selalu ada kesempatan buat kita untuk memperbaiki. Apa yang kita sebut sebagai kegagalan bukanlah menjadikan diri kita rendah, tapi tetap rendah hati.”
—Mary Pickford
5. Kesalahan menyediakan kita bahan referensi
Kita mendapatkan referensi setiap kita melakukan pendekatan berbeda untuk memecahkan masalah. Kita akan menjadi lebih baik saat mencoba sesuatu yang baru. Kita tidak akan mendapatkan itu semua jika tidak berbuat salah.”
“Saya tidak gagal. Saya hanya menemukan 10.000 cara yang tidak bekerja.”
—Thomas Edison
6. Kesalahan membantu kita mendapatkan ide baru.
Berbuat salah merupakan salah satu cara efektif untuk mendapatkan ide baru. Kesalahan yang kita buat akan memaksa kita untuk menemukan hal-hal baru yang bisa menginspirasi.
“Satu-satunya cara pasti menghindari kesalahan adalah dengan tidak memiliki ide.”
—Albert Einstein
7. Kesalahan memberikan kita keberanian
Kita akan menjadi pribadi yang lebih kuat setiap kali kita belajar dari kesalahan dan melakukan yang lebih baik di masa depan. Kita harus memahami bahwa keberanian adalah tentang mengakui kesalahan kita dan belajar darinya.
 “Jika kita berani mengakui kesalahan, maka kesalahan selalu bisa dimaafkan.”
—Bruce Lee
8. Kesalahan membuat kita lebih bijaksana
Kita belajar menghargai orang yang pernah membantu kita, dan belajar untuk berkomunikasi dengan orang yang pernah berbuat salah kepada kita. Kita akan belajar menjadi lebih bijaksana saat kita berbuat salah, karena kita akan melihat orang lain dari sisi yang berbeda.
 “Beberapa orang datang ke kehidupan kita sebagai berkah. Sebagian lain sebagai pelajaran.”
Bunda Teresa 
9. Kesalahan mengajarkan kita cara bereskperimen.
Kita sedang melakukan bereksperimen tiap kali kita mencoba hal-hal baru untuk menciptakan sesuatu. Kita sering membuat hal-hal luar biasa saat kita berinovasi, baik itu menciptakan sebuah produk atau sesuatu yang pribadi. Tapi inovasi yang berasal dari eksperimen sering kali berawal dari kesalahan. Tanpa kesalahan kita tidak akan cukup mampu berinovasi dan menciptakan sesuatu yang lebih baik. Kita tidak akan menjadi lebih baik jika tidak berbuat salah.
“Terkadang saat kita berinovasi, kita membuat kesalahan, adalah hal terbaik untuk mengakuinya, lalu melakukan perbaikan.”
—Steve Jobs
10. Kesalahan membantu kita untuk memahami diri kita lebih baik
Kesalahan membantu kita memahami bahwa musuh terbesar kita bisa jadi adalah diri kita sendiri. Kita mencoba merefleksikan kesalahan kita. Dengan memperbaikinya maka kita akan mengetahui kekuatan dan kelemahan kita. Sulit rasanya memahami diri kita tanpa melalui kesalahan yang pernah kita buat.
“Dalam dunia bisnis, kaca spion selalu lebih bersih daripada kaca depan.”
—Warren Buffett
  

August 11, 2015

Liburan Jiwa




Boleh jadi ada diantara kamu yang sedang kesusahan; entah itu sedang tidak punya duit, dapat nilai jelek atau kesal karena download file yang terlalu lama. Senyumlah. Saya tersenyum ketika menulis ini karena saya juga berharap kalian juga akan tersenyum saat membaca tulisan ini. Dan untuk kita yang berada dalam rutinitas, yang menunggu hari libur, senyum adalah sesuatu yang menghibur. Sebut saja senyum itu sebagai liburan lima detik, waktu yang sangat singkat hanya untuk menggerakkan otot-otot wajah dan mengendurkan syaraf kita. Bukankah menyenangkan memiliki liburan sendiri di hari yang sibuk.
Bicara tentang liburan, dimanakah tempat liburan yang paling menyenangkan? Puncak, Bali, Lombok, atau Raja Ampat?
Tapi tidak selamanya liburan harus pergi ke tempat yang cukup menguras kantong kita. Liburan terbaik adalah jika kita mendapat ketenangan fisik, pikiran dan jiwa. Bagi saya liburan adalah mendengarkan musik klasik atau menonton film yang memberikan semangat seperti “The Shawsank Redemption” atau membaca buku seperti “To Kill A Mockingbird”. Liburan juga bisa berarti bermain futsal atau jogging. Ya, kita bisa simpulkan liburan sebagai kegiatan yang menyenangkan.
Menghadirkan liburan dalam rutinitas kita itulah liburan yang sebenarnya, dan diperlukan usaha untuk menciptakannya. Dengan merubah kebiasaan kita dalam menghadapi rutinitas akan menciptakan liburan yang menyenangkan. Cobalah datang ke sekolah lebih pagi dan bernyanyi dengan suara sedang di kelas. Biarkan teman-teman kamu mengejek suara kamu yang sumbang. Kemudian tersenyumlah. Tersenyum karena bersyukur kamu dilahirkan di dunia ini. Kerjakan pekerjaan kamu dua kali lebih cepat. Teriakkan kalau kamu cinta diri kamu. Sebut nama orang yang kamu cintai meskipun dia tidak mencintai kamu dan tersenyumlah pada bayangannya. Menulislah; menulis tanpa alasan yang jelas, hanya mengungkapkan kebahagiaan kamu.
Tapi, ada sesuatu yang membuat kita kehilangan liburan kita. Satu diantaranya adalah kita selalu mengkhawatirkan masa depan kita dan pikiran kita sering terjebak di dalamnya. Padahal diri kita ada di masa sekarang, tapi pikiran kita terbawa jauh ke masa depan. Mari kita berpikir positif terhadap semua masalah karena sesungguhnya pemecahaan semua persoalan ada di masa sekarang. Tindakan kita saat inilah yang menentukan hasilnya di masa mendatang. Berlibur bukan berarti menghindari masalah.
Dengan berlibur berarti kita akan lebih optimis menghadapi masalah. Liburan bukan berarti membuang waktu, karena dengan berlibur kita bisa menyelesaikan masalah dengan cara yang berbeda. Seperti yang saya katakan bahwa liburan terbaik adalah jika kita mendapat ketenangan fisik, jiwa dan pikiran. Jika fisik yang baik berasal dari olahraga dan makanan yang baik, maka pikiran positif datang dari semangat dan optimisme, dan ketika jiwa mendapat siraman rohani, maka keyakinan kita pada Tuhan semakin kuat.
Pada akhirnya, setelah kamu menjalani liburan kamu dan menjadi orang paling bahagia di dunia, selanjutnya kamu lengkapi kebahagianmu dengan berbagi kepada orang lain. Teman kamu berhak mendapat liburan dari kamu karena kamu juga sering mendapat liburan darinya. Bukankah menyenangkan melihat orang lain bahagia? Ya, terlebih mereka bahagia karena kita. Dan kesemuanya bisa dimulai saat ini, dengan tersenyum dan mengatakan “Aku bahagia saat ini”.

August 09, 2015

Hal penting yang tidak diajarkan di sekolah (2)



2. Bagaimana cara menjadi bahagia
7 – 8 jam per hari dengan 13 pelajaran per seminggu, sekolah bukanlah tempat ideal untuk bahagia. Tuntutan datang silih berganti seiring pergantian pelajaran. Tiap guru menginginkanmu untuk memahami materi yang disampaikannya. Kamu dipaksa menerima kalkulus, menghapal teori ekonomi dan tahun-tahun sejarah hingga memahami cara kerja alam semesta.
Sekolah mengajarkanmu kalkulus dan teori relativitas, kamu bahkan tahu sejarah dunia dan nama-nama latin rumit biologi. Tapi apakah kamu diajarkan bahagia dari apa yang sudah kamu dapat? Apakah sekolah sudah membuatmu bahagia? atau, jangan-jangan kamu hanya mendapatkan stress (kamu pasti ingat peristiwa siswa bunuh diri akibat Ujian Nasional. Bahkan, tawuran antar siswa pun terjadi karena mereka mencari kebahagiaan alternatif di luar).
Tapi, bagaimana pun juga kamu harus bahagia.
Ya, ketika sistim tidak membuatmu bahagia dan kamu tidak bisa mengubahnya maka hanya kamu yang bisa membuat dirimu bahagia. Kamu harus bahagia karena bahagia itu menular. Suatu kebahagiaan akan mendatangkan kebahagiaan lain, hal-hal positif akan menghampirimu, bahkan “keberuntungan” juga akan selalu bersamamu.
Pernahkah kamu melihat orang yang selalu mengeluh, seolah-olah dialah magnet penderitaan? Tengoklah Tuan Terlambat. Dia akan selalu terlambat bagaimana pun juga. Terlambat memenuhi janji, terlamat pergi sekolah, terlambat menyerahkan tugas. Ada-ada saja hambatannya: ketika pergi meninggalkan rumah, dia melupakan sesuatu dan harus balik lagi, bahkan di jalan lampu seolah selalu menyala merah. Dia akan merasa ada yang salah jika datang tepat waktu.
Lain halnya dengan Tuan ‘Beruntung’. Dia selalu menyebarkan manfaat bagi dirinya dan orang lain. Dia selalu datang tepat waktu ke sekolah, walaupun dia harus membantu ibunya jualan nasi uduk, mencuci pakaian atau mengepel lantai rumah. Apa yang dia pelajari muncul dalam soal ujian, dan dia dengan lancar menyelesaikannya. Dia mungkin bukan siswa pintar, tapi dia bahagia bisa memanfaatkan seluruh waktu luangnya.
Tuan beruntung selalu bahagia. Dia menciptakan bahagia dengan berpikir positif dan berdoa.

August 06, 2015

Hal Penting Yang Tidak Diajarkan Di Sekolah (1)




Setelah sekian lama meninggalkan bangku sekolah saya menyadari hanya menggunakan sedikit apa yang saya pelajari di sekolah sementara saya menemukan lebih banyak pelajaran penting lain yang tidak pernah diajarkan di sekolah.
Kalau mau jujur sih, mungkin keterampilan paling bernilai yang pernah saya pelajari disekolah adalah bagaimana tidur di kelas tanpa ketahuan guru J.
Lalu, bagaimana dengan pelajaran ekonomi? Kebayakan bicara tentang hal-hal makro, kebijakan pemerintah yang tidak saya pakai di dunia kerja. Kalau kelas komputer? Hmm, barangkali hanya sekitar 10% yang saya sering pakai, tapi sebenarnya bisa dipelajari sendiri atau baca buku. Sejarah, bahasa Inggris, bahasa Indonesia, dan fisika? Selain hanya memberikan gambaran besar dan membuat saya terlihat pintar, saya tidak ingat apa saja yang bisa saya pakai sehari-hari.
Jadi pelajaran apa yang seharusnya diajarkan kepada setiap orang: laki-laki, perempuan, remaja, maupun anak-anak ke dalam sistim pendidikan kita? Saya senang kamu bertanya …
1. Bagaimana cara agar orang lain menyukai kita dan membentuk jaringan.
Untuk sebuah keterampilan yang begitu penting pada kesuksesan kita dan berpengaruh pada kehidupan kita (dari berteman, dalam keluarga hingga di lingkungan kerja) sungguh menakjubkan hanya sedikit orang yang mengetahuinya. “Kurasa beberapa orang berpikir kita dilahirkan dengan bakat seperti itu dan sebagian lainnya kurang beruntung. Kamu salah, bro. Tentu saja, keterampilan itu bisa dipelajari!”
Sementara si pemalu hanya duduk sendiri di sudut ruangan pada acara jamuan makan malam seminar dan tidak pernah meraih potensinya sebagai manusia karena sistim pendidikan kita tidak pernah menempatkan cukup nilai “bersosialisasi”.
Beberapa cara untuk meraih keterampilan ini adalah dengan membaca buku “self-help”, berani tersenyum dan menyapa orang duluan, dan terus berlatih.



August 05, 2015

Buat Apa Sekolah? (4)






Mungkin sebagian dari kamu menganggap judul di atas memprovokasi supaya tidak sekolah. Tapi penulis tidak bermaksud demikian, dan malah sebaliknya. Judul tersebut justru memprovokasi kamu supaya lebih bersungguh-sungguh bersekolah.

Pernahkah kamu membayangkan berapa banyak uang sudah dikeluarkan ortu kamu demi biaya pendidikan kamu?

Pernahkah kamu melihat anak-anak jalanan atau mereka yang da di panti asuhan, yang merindukan pergi ke sekolah?

Atau, pernahkah kamu membaca berita atau melihatnya di TV tentang murid sekolah yang harus menempuh puluhan kilometer dan melalui rintangan di jalan demi sekolah?

Sekarang lihatlah dirimu; segala keperluanmu bisa terpenuhi, mulai dari seragam, buku, sepatu, hingga smartphone. Tapi apa yang terjadi ketika smartphone kamu tertinggal di rumah? Kamu uring-uringan, tidak bisa update status, chating di BBM atau main game.

Cukuplah hari ini kamu habiskan waktu bersama smartphone dan mulailah membayar apa yang sudah dikorbankan ortumu. Mereka tidak berharap lebih banyak kecuali kamu bersungguh-sungguh bersekolah, lalu buktikanlah dengan 100% kehadiran dan prestasi. Dengan kesungguhanmu bersekolah, maka itu berarti kamu juga sudah menghargai juga teman-temanmu di pelosok daerah, mereka yang tidak memiliki sepatu, belajar dengan atap bocor atau bersebelahan dengan kandang sapi.



July 30, 2015

Buat Apa Sekolah? (3)








Apa yang kamu lakukan ketika guru kamu mulai menjelaskan pelajaran.Mendengarkan dengan penuh perhatian atau mencatat? atau ....

Bagaimana kalau kamu ubah kebiasaan itu dengan bertanya, “Apa manfaatnya bagiku?”

Anggap saja, saat itu kamu sedang belajar sosiologi, istilah yang pernah kamu dengar tapi belum tahu maksudnya. Kamu mengangkat tangan dan berkata,

“Pak, saya ingin bertanya.”

“Silahkan,” kata gurumu yang mulai salut dengan apa yang kamu lakukan. Sebagian besar guru merasa tertantang jika salah satu siswanya berani memotong kuliahnya untuk bertanya.

“Saya bercita-cita ingin menjadi arsitek, apakah sosiologi penting dalam karir saya?”

Semua guru pasti akan menganggap pelajarannya penting lalu menghubung-hubungkannya. Tapi tidak dengan guru sosiologimu.

“Nak, sebenarnya sosiologi tidak berkaitan langsung dengan cita-cita kamu menjadi arsitek. Setidaknya kamu memiliki imajinasi dan rasa seni terhadap bangunan, dan untuk mewujudkannya, kamu harus mampu menggambar. Kamu bisa belajar Corel Draw atau program sejenisnya. Jika kamu merasa sosiologi tidak penting, kamu bisa mengesampingkannya. Saya tidak keberatan kamu menggambar rumah ketika bapak menerangkan atau tidak mengikuti kelas saya. Tapi saya berharap nilai kamu tidak terlalu jelek saat ujian nanti.”

“Apakah semua sosiolog seperti bapak? Kalau begitu saya mau jadi sosiolog saja deh pak.”