July 29, 2015

Buat Apa Sekolah? (2)






Sebagian dari kita tidak ingat setengah dari masa lalu kita, atau bahkan setengah dari setengahnya. Lalu, jika demikian, apa yang kita ingat dari belasan tahun sekolah yang pernah kita jalani? Saya pikir kamu lebih mengingat kantin atau bermain bola ketimbang pelajaran.

Baiklah, sekarang kita ubah pertanyaannya menjadi, “Apa yang harus kamu pelajari jika kamu bercita-cita jadi seorang dokter?”

Well, seharusnya kamu bisa menjawabnya dengan mudah.

Era informasi saat ini merevolusi cara kita belajar, akan tetapi hal itu tidak sebanding dengan apa yang diberikan sekolah kepada para siswa. Sekolah masih menjadi “tempat yang baik” untuk menghabiskan masa muda, ‘pelajar/siswa’ merupakan status yang harus dimiliki orang berusia 6-17 tahun, atau, tidak sekolah berarti tidak cerdas. Padahal, hampir segala sesuatu yang dipelajari di sekolah bisa didapat di internet. Memang, pemerintah akan lebih mudah mengatur generasi mudanya dengan membagi mereka dalam kelompok (sekolah), tapi waktu 12 tahun akan menjadi sia-sia jika hanya mengandalkan kurikulum konvensional (wajib). Bahkan anggaran 20% APBN atau kampanye sekolah gratis juga tidak banyak manfaat.

Karena artikel ini ditujukan untuk pelajar maka tidak penting membahas masalah kurikulum. Kamu harus menerima apa adanya, belajar semaksimal mungkin, berdoa dan lulus dengan nilai yang tinggi. Tapi ingat, kamu hidup di jaman teknologi informasi yang bergerak sangat cepat dimana kesuksesan bisa kamu raih lebih awal daripada menunggu lulus kuliah. Antara kamu, seniormu, dan orang yang lebih muda dari kamu berada dalam garis ‘start’ yang sama. Saat ini doktor, profesor, ilmuwan, penulis, maupun pengusaha muda lebih banyak dihasilkan ketimbang tiga puluh tahun lalu. Pendapatan Philips, IBM, General Motor yang sudah berdiri selama puluhan tahun bisa dikalahkan oleh Google atau Facebook yang baru seumur jagung.

Kini sudah saatnya kamu menentukan jalur suksesmu sendiri, termasuk kamu yang baru diterima di SMA. Jadikan sekolah sebagai tempat berkreasi, menyalurkan ide-ide, mencari teman dengan visi yang sama, dan menghasilkan karya besar. Hmm, jika facebook bisa diciptakan di Harvard, lalu kenapa kamu tidak menciptakan sesuatu yang hebat di sekolah.



No comments :

Post a Comment