July 28, 2015

Buat Apa Sekolah? (1)





Setiap bulan Juni dan Juli bangsa ini disibukkan dengan tahun ajaran baru, yang berarti: mencari sekolah baru, buku baru, seragam sekolah baru, guru baru, dan pelajaran baru. Begitu pun dengan para lulusan baru: mencari kampus, sementara yang tidak mampu menunggu pekerjaan baru. Bersamaan dengan itu turut bermunculan para pengangangguran baru, lalu pengangguran baru lain yang datang beberapa bulan kemudian dari perguruan tinggi. Peristiwa ini sudah berlangsung berpuluh tahun, dan mungkin akan berlangsung lagi puluhan tahun.
Setiap lima tahun kurikulum dan kebijakan pendidikan berubah meski masalahnya sederhana. Mereka merangkum setiap kebutuhan anak-anak bangsa di masa depan, meramal perubahan jaman dari segala sisi dengan teknologi kini menjadi pemimpin. Pendidikan moral sering kali jadi perdebatan apakah dengan pendekatan agama atau budaya meski mereka sering melupakan kejujuran. Bangsa ini harus pintar! Anak-anak harus pintar! Itulah jawaban dari pertanyaan “Mengapa kita harus sekolah?” dan setelah itu jawaban lain datang dalam bentuk Ujian Nasional.
Anak-anak menjalani ribuan jam demi mengerti pelajaran yang akan mereka tinggalkan kelak, menghabiskan puluhan juta di bangku bimbel, dan puluhan juta lainnya untuk membeli seragam, biaya eskul, dll. Meski begitu sukses tampaknya sudah mengalami degradasi; mereka sudah senang bisa kerja. Pekerjaan mereka mengubur kalkulus, teori ekonomi, relativitas umum, dan teori-teori lain yang telah mereka pelajari bertahun-tahun.

Jadi buat apa sekolah?

No comments :

Post a Comment