Apa yang kamu lakukan ketika guru
kamu mulai menjelaskan pelajaran.Mendengarkan dengan
penuh perhatian atau mencatat? atau ....
Bagaimana
kalau kamu ubah kebiasaan itu dengan bertanya, “Apa manfaatnya bagiku?”
Anggap saja, saat itu kamu sedang belajar sosiologi, istilah yang pernah kamu dengar
tapi belum tahu maksudnya. Kamu mengangkat tangan dan berkata,
“Pak, saya
ingin bertanya.”
“Silahkan,”
kata gurumu yang mulai salut dengan apa yang kamu lakukan. Sebagian besar guru
merasa tertantang jika salah satu siswanya berani memotong kuliahnya untuk bertanya.
“Saya
bercita-cita ingin menjadi arsitek, apakah sosiologi penting dalam karir saya?”
Semua guru pasti
akan menganggap pelajarannya penting lalu menghubung-hubungkannya. Tapi tidak
dengan guru sosiologimu.
“Nak,
sebenarnya sosiologi tidak berkaitan langsung dengan cita-cita kamu menjadi
arsitek. Setidaknya kamu memiliki imajinasi dan rasa seni terhadap bangunan, dan
untuk mewujudkannya, kamu harus mampu menggambar. Kamu bisa belajar Corel Draw atau program sejenisnya. Jika
kamu merasa sosiologi tidak penting, kamu bisa mengesampingkannya. Saya tidak
keberatan kamu menggambar rumah ketika bapak menerangkan atau tidak mengikuti
kelas saya. Tapi saya berharap nilai kamu tidak terlalu jelek saat ujian nanti.”
“Apakah
semua sosiolog seperti bapak? Kalau begitu saya mau jadi sosiolog saja deh pak.”